Serangan Udara di Suriah Lumpuhkan Seluruh Rumah Sakit di Daerah Pemberontak


Seluruh rumah sakit yang dikuasai pemberontak di sisi timur kota Aleppo, Suriah, tidak dapat beroperasi setelah beberapa hari terakhir terkena serangan udara. Hal itu dilaporkan oleh Direktorat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Namun pihak monitor perang menyebut masih ada beberapa rumah sakit yang beroperasi. Penasihat keamanan nasional White House, Susan Rice, mengutuk serangan udara tersebut. Dia juga mendesak Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, untuk segera menghentikan kekerasan.

Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris menyebutkan setidaknya 27 orang tewas, termasuk anak kecil. Hal itu dilaporkan Reuters, Sabtu (19/11/2016).

"Kerusakan infrastruktur penting membuat orang-orang, termasuk para anak-anak dan orang tua, tidak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai yang dapat menyelamatkan hidup mereka .... membuat mereka kemudian tewas," tulis Direktorat Kesehatan Aleppo dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Perwakilan WHO di Suriah, Elizabeth Hoff, juga 'mengonfirmasi Sabtu ini seluruh rumah sakit di timur Aleppo tidak dapat beroperasi'. Hal itu disampaikannya kepada agensi bantuan yang dipimpin PBB yang berbasis di perbatasan di Turki.

Rusia telah melancarkan serangan udara di Suriah sejak September 2015 untuk mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad. Pemerintah Rusia bersikeras bahwa pihaknya hanya menggempur "target-target teroris". Namun sejumlah serangan udara Rusia telah menimbulkan korban jiwa warga sipil.

Konflik di Suriah telah menewaskan lebih dari 300 ribu sejak pecah pada Maret 2011 lalu, yang diawali dengan gelombang aksi-aksi demo antipemerintah

Komentar

Postingan Populer