Kirim Warga Jadi Budak Rusia, 90 Persen Gaji Diserahkan untuk Pemerintah Korut


Kontroversi dan kecaman kembali menimpa Korea Utara (Korut). Kali ini bukan karena nuklir atau uji coba rudal, melainkan lantaran perbudakan.

Pemerintah Pyongyang dilaporkan mengirimkan puluhan ribu warganya ke luar negeri untuk dijadikan budak. Berdasarkan data kelompok hak asasi manusia (HAM) Korut yang berada di Seoul, Korea Selatan (Korsel), Korut mengirimkan sekitar 50 ribu warganya untuk bekerja di Rusia.

Bahkan ada kabar yang menyebutkan jika gaji mereka kemudian dipotong hingga 90 persen oleh pejabat yang korup. Hasil dari pemotongan itu kemudian digunakan untuk kepentingan rezim Kim Jong Un.

Disebutkan pemerintah Korut mendapatkan setidaknya USD 120 juta pertahunnya dari pekerja yang dikirimkan ke Rusia. Direktur Program Kebijakan AS-Korea, Scott Synder mengatakan jika hal ini sebenarnya telah lama terjadi.

"Pemerintah Korut memberlakukan kontrol ketat dan mengambil keuntungan dari pekerja mereka. Dalam beberapa kasus mereka mengambil 90 persen upah mereka. Hal ini sebenarnya telah terjadi cukup lama," jelasnya.

Sementara itu, seperti diketahui Rusia menggunakan banyak pekerja Rusia dalam pembangunan berbagai proyek apartemen hingga stadion. Ada sejumlah laporan yang menyebutkan jika mereka bahkan tak diperlakukan dengan layak. Korut sendiri merupakan salah satu negara pelanggar HAM terburuk dalam hal perdagangan manusia dan perbudakan.

Komentar

Postingan Populer