Presiden Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel, Dunia Kecam Amerika Serikat


Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel melalui pernyataan resmi yang diumumkan di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) siang waktu setempat. Kebijakan luar negeri AS yang dikeluarkan Trump itu merupakan keputusan yang kontroversial lantaran menuai kecaman dari seluruh dunia.

"Saya telah memutuskanbahwa ini saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel,"kata Trump dalam pidatonya dilansir situs resmi Gedung Putih, Kamis (7/12 ). Setelah keputusan besar itu, AS akan merencanakan kedutaan besar untuk Isarael dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Meskipun telah membuat keputusan yang sangat sensitif terkait konflik Israel-Palestina, Trump masih optimis dengan upaya perdamaian dua negara itu. Pasalnya, Trump juga mengatakan bahwa keputusan besar AS tersebut merupakan sebuah "terobosan" yang dapat mengupayakan proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Saya menilai tindakan ini adalah kepentingan terbaik AS dan sebagai upaya perdamaian antara Israel dan Palestina,"lanjut Trump."Keputusan ini merupakan langkah yang lama tertunda untuk memajukan proses perdamaian dan upaya mencapai kesepakatan yang langgeng."

Atas keputusannya itu, Trump mendapat kecaman dari banyak negara, diantaranya Palestina, Mesir, Yordania, Uni Eropa, Arab Saudi, Jerman, Perancis, Indonesia, dan masih banyak lagi. Pasalnya, keputusan Trump itu dianggap sebagai ancaman yang dapat menghancurkan proses perdamaian antara Israel dan Palestina hingga merusak stabilitas dunia.

"Keputusan (AS) ini juga dapat membantu organisasi ekstremis untuk memicu perang agama yang akan membahayakan seluruh wilayah," kata Abbas."Dimana sedang melewati saat-saat kritis dan dapat membawa kita ke dalam peperangan yang tidak akan pernah berakhir, yang telah kita peringatkan sebelumnya dan selalu didesak untuk berperang."

Sedangkan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Saeb Erekat sangat menyayangkan keputusan Trump tersebut. menurut Erekat, Trump telah menghancurkan kemungkinan negara Israel dan Palestina unutk mendapatkan solusi atas konflik yang berkepanjangan. Bagi Erekat, Trump telha membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Selain Palestina, negara-negara lain turut memberikan pernyataannya terkait pengakuan Yerusalem sebagai ibu Israel oleh Trump. Raja Arab Saudi menyatakan penyesalannya atas atas langkah Trump dan mengingatkan konsekuensi yang akan ditimbulkannya nantinya.

"Kerajaan menyatakan penyesalan besar atas keputusan Presiden AS yang mengakui Yerusalem sebgai ibu kota Israel,"kata otoritas kerajaan Arab Saudi dilansir Kompas, Kamis (7/12)."Kerajaan memperingatkan konsekuensi serius dari tindakan yang tidak dapat dibenarkan atau tidak bertanggung jawab tersebut."

Melalui akun Twitter pribadi, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyampaikan bahwa pemerintah negaranya tidak mendukung keputusan Trump yang dapat menghambat solusi perdamaian Israel dan Palestina. Sedangkan, Pemerintah Yordania menyebut langkah Trump dapat memicu kemarahan umat Islam dan Kristen dari seluruh negara Arab.

Adapun organisasi Internasional PBB kini tengah didesak dari berbagai negara anggota untuk mengadakan pertemuan darurat terkait keputusan Trump. Rencananya Dewan keamanan PBB akan menggelar pertemuan darurat dalam menyikapi langkah presiden AS tersebut pada Jumat (8/12) di Nwe York, Amerika Serikat.

Bahkan sebelum Trump mengumumkan keputusannya, Retno terlebih dahulu memanggil Duta Besar AS Joseph Donovan untuk membahas hal tersebut pada Senin (4/12) lalu. Dalam pertemuan itu, Retno turut menegaskan jika Indonesia tidak akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sementara itu, Trump mendapatkan dukungan dari Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Nethanyahu sendiri menyabut baik keputusan Trump atas pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota negaranya. Netanyahu mengatakan bahwa impian dan harapan umat Yahudi selama 3.000 tahun kini telah tercapai.

Komentar

Postingan Populer