Rencana Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel, Donald Trump Dapat Peringatan dari Liga Arab


Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengumumkan perihal pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut pejabat senior pemerintah AS, Trump diperkirakan akan mengumumkan keputusan itu minggu depan.

Seperti diketahui, Yerusalem diklaim Israel sebgai pusat pemerintahannya. Namun, masyarakat Internasional menganggap Yerusalem masih terlibat konflik perebutan wilayah dengan Palestina. Sehingga tidak ada kedutaan asing yang berdiri di Yerusalem, melainkan di Tel Aviv.

Sedangkan Trump sendiri sudah merencanakan pemindahan kedutaan AS untuk Israel ke Yerusalem sejak masa-kampanye. Apabila hal itu terjadi, maka AS telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Rencana Trump tersebut mendapat peringatan keras dari Liga Arab. Pasalnya, keputusan itu dapat memicu kekerasan dan memundurkan upaya perdamaian terhadap konflik di wilayah tersebut.

"Sangat disayangkan beberapa orang bersikeras melakukan langkah ini (mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel),"kata Ketua Liga Arab Ahmed Abul Gheit kepada wartawan Kairo, dilansir AFP, Senin (4/12)."Tanpa memerhatikan bahaya yang ditimbulkan terhadap stabilitas Tiumur Tengah dan seluruh dunia."

Lanjut Abul Gheit, tindakan Trump tersebut dapat merusak perdamaian. Tak hanya itu, pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel juga berpotensi menimbulkan kekerasan dan menguntungkan satu pihak saja.

"Kami mengatakan dengan sangat jelas bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan ...Ini tidak akan menghasilkan perdamaian atau stabilitas, melainkan akan mendorong esktremisme dan kekerasan," sambung Abdul Gheit."Hanya menguntungkan satu pihak, pemerintah Israel yang memusuhi perdamaian."

Palestina turut memnberi peringatan terhadap Trump atas rencana keputusannya itu. Melalui Penasihat Senior Presiden Otoritas Palestina Naabil Shaath, Presiden Mahmoud Abbas mengatakan langkah Trump itu dapat mencegah proses perdamaian antara Israel dengan negaranya.

"Kami memperingatkan pihak Amerika apabila pemerintahan Amerika melakukan pernyataan mengakui Yerusalem yang bersatu sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar Amerika ke Yerusalem," ujar Shaath (4/12)."Maka langkah tersebut dapat menghentikan proses perdamaian."

Dilansir Deutsche Welle pada Senin (4/12), penasihat senior Timur Tengah sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, mengatakan bahwa Presiden AS tersebut kini masih mempertimbangkan keputusan itu. Menurut Kushner, Trump masih melihat fakta-fakta yang berbeda mengenai Yerusalem sebgai pertimbangan keputusannya nanti.

Komentar

Postingan Populer